Minggu, 01 November 2015

karya tulis ecek ecek



MITIGASI PENCEMARAN MERKURI (Hg) MELALUI PEMBERDAYAAN ECENG GONDOK (EICCHORNIA CRASSIPES)  DI DAERAH ALIRAN SUNGAI


OLEH:


SYARIFAH
G01112113


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Negara Indonesia merupakan negara yang cukup beragam, baik dari masyarakat maupun keadaan lingkungannya yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang diperkirakan 250 juta jiwa. Hal ini dibuktikn dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Pertambahan ini memberikan dampak positif maupun negatif bagi lingkungan.
            Indonesia mempunyai luas perairan cukup besar di dunia sehingga banyak masyarakat mencari nafkah sebagai nelayan. Sebagian besar penghasilan perekonomian negara indonesia didapat dari sumber daya alam. Sumber daya alam mampu menyediakan kebutuhan akan hidup manusia. Seiring perkembangan zaman dan perputaran roda bumi, ternyata sumber daya alam yang dimiliki negara kita semakin berkurang. Berkurangnya pasokan akan sumber daya alam ini diakibatkan kurangnya kepedulian dalam menanggapi masalah lingkungan. 
            Daerah kalimantan barat sangat kaya akan ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Secara garis besar penduduk Selakau kecamatan sambas kalimantan barat bekerja dibidang pertambangan. Pertambangan yang mereka geluti sebagian besar merupakan penambangan emas. Kegiatan penambangan emas adalah usaha yang secara hukum dan peraturan perundangan dapat diklasifikasikan sebagai penambang di daerah aliran sungai dan daratan. Usaha penambangan emas bagi masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Penambangan ini menggunakan logam berat seperti merkuri yang beguna untuk mengolah biji emas. Limbah olahan hasil buangan ini mampu merusak ekositem perairan yang berdampak pada makhluk hidup.
           
Secara resmi aktivitas pertambangan emas yang dikelola masyarakat tidak diijinkan oleh pemerintah, baik tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten. Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyarakat di sekitar lokasi PETI adalah penggunaan bahan berbahaya beracun (B3) yaitu merkuri (Hg). Penggunaan merkuri sebagai bahan untuk mengikat dan pemisah biji emas dengan pasir, lumpur dan air yang tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak bagi penambang emas maupun masyarakat sekitar lokasi PETI, dimana merkuri yang sudah dipakai dari hasil pengelolaan biji emas biasanya dibuang begitu saja di badan sungai dan konsekuensinya badan sungai terebut menjadi tempat wadah penampungan.

            Pembuangan limbah melalui aliran sungai menjadi masalah bagi kesehatan manusia. Masyarakat sekitar sekarang mulai resah akibat air yang mereka gunakan tercemar. Hal ini juga dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman ekosistem air yang telah dimiliki. Selain kurangnya keanekaragaman ekosistem peairan, ekosistem daratan seperti pohon juga rusak. Kerusakan ini dapat dilihat dari kondisi tumbuhan yang tidak mampu bertahan hidup pada kawasan penambangan. Masalah tersebut merupakan masalah yang sukar untuk dikendalikan karena sebagian besar penduduk kalimantan barat mencari nafkah dari penambangan emas dan limbahnya menjadi masalah yang cukup serius.
            Dalam menanggapi permasalahan ini, terdapat berbagai cara yang dapat diterapakn kepada masyarakat guna mengurangi dampak limbah tersebut. Salah satu cara dari mengurangi dapak limbah terhadap lingkungan yaitu dengan penanaman tumbuhan.  Ide dasar bahwa tumbuhan dapat digunakan untuk remediasi lingkungan sudah dimulai dari tahun 1970-an (Brown, 1995) dan pada tahun 1980-an, beberapa penelitian mengenai akumulasi logam berat khususnya merkuri (Hg) oleh tumbuhan sudah mengarah pada realisasi penggunaan tumbuhan untuk membersihkan polutan (Salt, 2000).
               
Terdapat berbagai tumbuhan yang mampu menetralisir pencemaran air (limbah). Diantara  logam berat seperti merkuri (Hg) yang terdapat dalam limbah dapat dikurangi  menggunakan tanaman aquatic (air) dan semiaquatic seperti Eichornia crassipes (eceng gondok), Hydrocotyle umbellata, Lemna minor dan Azolla pinnata yang dapat menyerap logam berat timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd), besi (Fe) dan merkuri (Hg) dari larutan terkontaminasi telah lama diketahui. Mengingat banyaknya tumbuhan yang bisa dimanfaatkan, penuis membatasi karya ilmiah ini hanya dengan menggunakan eceng gondok (Eichhornia crassipes).
1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, masalah yang akaan dibahas mitigasi pencemaran merkuri (Hg) melalui pemberdayaan eceng gondok (Eicchornia crassipes) di daerah aliran sungai. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu:
1.      Bagaimana pengaruh mutu lingkungan terhadap kebutuhan dan kelangsungan masyarakat ?
2.      Bagaimana pengetahuan warga terhadap limbah merkuri yang dialirkan ke sungai?
3.      Upaya apa saja yang harus dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat terhadap pencemaran air sungai?

1.3  Tujuan Penulisan
            Tulisan ini dibuat agar masyarakat lebih memahami dan memperhatikan lingkungan mereka yang dapat memberi dampak kepada masyarakat disekitar daerah tersebut. Penulis juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam menanggulangi permasalahan limbah yang sudah meluas pada era globalisasi ini.

1.4  Manfaat Penulisan
            Secara teoritis manfaat penulisan ini dapat meningkatkan pengetahuan penulis dalam tata penulisan. Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini:
1.      Masyarakat dapat memahami betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.
2.      Penduduk setempat dapat memperluas wawasan mengenai pentingnya tumbuhan air dan lingkungan.
3.      Mengetahui peranan eceng godok dalam mengurangi logam berat.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Definisi Limbah
            Limbah merupakan permasalahan yang paling mendasar dari waktu kewaktu dan tak akan pernah habis diceritakan. Dilihat dari lingkungan yang ada limbah dapat diartikan sebagai hasil pembuangan dari sisa olahan yang tidak termanfaatkan  biasanya berupa buangan air. Limbah juga dapat di sebut sebagai sampah. Hanya saja sampah bisa diartikan sebagai sisa-sisa dari proses pembuanagan organik maupun anorganik. Sampah oganik adalah sampah yang dapat diolah secara alami dan proses terurainya cepat seperti kertas, sisa makanan, sayur mayur dan yang dihasilkan dari sisa-sisa makhluk hidup. sampah anorganik merupakan  sampah yang proses penguraiannya terjadi dalam waktu yang sangat lama bahkan hampir tidak dapat dimusnahkan.
            Penanggulangan pencemaran oleh limbah akan terus bertambah dengan naiknya jumlah penduduk, pada lain pihak kemampuan untuk penjernihan air akibat pertambangan emas terbatas.
2.2 Tumbuhan Eceng gondok
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau dan beakar serabut.
Melihat habitat dan morfologi dari eceng gondok terdapat beberapa dampak negative yang diakibatkan oleh gulma tersebut. Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:
1.       Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
  1. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
  2. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
  3. Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
  4. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
  5. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Berikut ini klasifikasi tumbuhan eceng gondok:
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Commelinales
Famili              : Pontederiaceae
Genus              : Eichhomia
Species            : E. crassipes
Tumbuhan eceng gondok (Eicchornia crassipes) merupakan salah satu jenis tanaman air yang pertumbuhannya sangat cepat dan sangat mudah tumbuh di perairan. Namun selain sebagai tanaman pengganggu perairan, tanaman eceng gondok dapat dimanfaatkan manusia untuk mengatasi pencemaran, baik pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Penelitian menunjukan bahwa tanaman eceng gondok dapat menyerap dan mengakumulasi zat-zat polutan dalam perairan ke dalam struktur tubuh tumbuhan air tersebut. Eceng gondok dapat menyerap 50% N-organik dalam waktu 3,6 hari pada kolam pembersih limbah yang berasal dari daerah pertanian yang kotor, dan dapat juga menyerap timbunan logam yang berbahaya bagi kesehatan manusia seperti Cr, Cu, Cn, Hg dan Cd (Herawati, 1996).

2.3 Logam Berat Merkuri (Hg)
Merkuri (Hg) yang terdapat dalam limbah (waste) di perairan umum diubah oleh aktivitas mikroorganisme menjadi komponen metil-merkuri (Me-Hg) yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri terakumulasi baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan (food chain) dalam tubuh jaringan tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi  kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia yang mengkonsumsihasil tangkapan hewan-hewan air tersebut (Harizal, 2006).
Salah satu sumber pencemaran merkuri yang terjadi berasal dari penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat dengan pengolahan emas melalui amalgamasi. Dalam proses tersebut merkuri dapat terlepas ke lingkungan pada tahap pencucian. Pada proses pencucian, limbah yang umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung ke badan air. Hal ini disebabkan merkuri tersebut tercampur/terpecah menjadi butiran-butiran halus yang sifatnya sukar dipisahkan pada proses penggilingan yang dilakukan bersamaan dengan proses pencucian merkuri dalam ampas terbawa masuk ke sungai. Disamping itu pencemaran merkuri juga dapat berasal dari pembuangan limbah padat (tailing) tanpa ada pengolahan terlebih dahulu (Denny, 2005).








BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Kebutuhan Kelangsungan Hidup Dalam Lingkungan Hidup
            Manusia hidup dibumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain yaitu tumbuahan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah  sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia itu terkait erat dengan mereka.
            Hubungan antara manusia dan lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Kegiatannya apakah sekedar bernafas ataupun membensung sungai, sedikit atau banyak akan merubah kondisi lingkungannya. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya seperti udara untuk bernafas, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain.
            Untuk mendapatkan mutu lingkungan yang baik usaha kita ialah memperbesar manfaat lingkungan atau  memperkecil resiko lingkungan. Usaha ini bukanlah usaha yang mudah. Manusia menganngap dirinya bagian linkungan hidupnya, ia merasa keselamatannya bergantung pada kebutuhan dari lingkungannya. Manakala lingkungannya itu mengalami kerusakan, ia akan ikut menderita.
            Lingkungan tempat kita hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah udara yang kita hisap setiap saat dan air yang kita minum setiap hari. Udara dan air bersih sangat diperlukan kesehatan sehingga dapat menunjan aktivitas kita. Tetapi sebliknya bila kedua unsur tersebut telah tercemar maka akan terjadi perubahan kualitas hidup kita.

3.2  Pengaruh Penambangan Terhadap Kualitas Air
            Air yang kita gunakan setiap hari tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang yang diakibatkan oleh ulah kita sendiri. Masyarakat yang melakukan penambangan merupakan massyatrakat setempat. Dalam hubungan dengan kualitas lingkungan, masyarakat menggunakan logam barat seperti air raksa atau mercuri (Hg) untuk menyatukan biji-biji emas. Sementara limbah yang mereka buang secara langsung dialirkan melalui sungai. Sungai merupakan salah satu sumber air yang sangat penting keberadaannya. Dengan mengalirnya merkuri diperairan sungai sudah dapat dipastikan bahwa ekosistem dan kesehatan masyarakat akan terganggu.

3.3  Penanggulangan Logam Berat Menggunakan Tumbuhan air
            Sebenarnya di Indonesia telah diketahui cara penjernih air yang sederhana dan murah yaitu eceng gondok. Menurut laporan dari luar negeri eceng gondok dapat memperbaiki mutu kimia air dan mengurangi jumlah bakteri. Tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Pertumbuhan massal eceng gondok akan terjadi bila perairan mengalami penyuburan oleh pencemaran. Keadaan ini akan terjadi bila kemampuan asimilasi zat yang masuk ke perairan mengalami penurunan.
Merkuri (Hg) adalah polutan yang berada diantara siklus udara, air dan tanah sebagai hasil dari proses alam dan akibat dari aktivitas manusia (Pacyna et al., 2001). Selain itu adanya interaksi yang kuat antara merkuri dan komponen tanah dan kelarutannya yang rendah, menyebabkan merkuri sulit di serap oleh tanaman. Salah satu cara menjadikan logam merkuri lebih mudah diserap oleh tanaman adalah dengan pemberian eceng gondok tehadap sungai.
            Pemanfaatan eceng gondok untuk produk tertentu merupakan cara yang lebih bijak jika dibandingkan dengan cara-cara lain sebab risiko yang ditimbulkan lebih kecil. Pemanfaatan eceng gondok untuk memperbaiki kualitas air yang tercemar telah biasa dilakukan, khususnya terhadap limbah domestik dan industri sebab eceng gondok memiliki kemampuan menyerap zat pencemar yang tinggi daripada jenis tumbuhan lainnya. Kecepatan penyerapan zat pencemar dari dalam air limbah oleh eceng gondok dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya komposisi dan kadar zat yang terkandung dalam air limbah, kerapatan eceng gondok, dan waktu tinggal eceng gondok dalam air limbah.
           

Pertumbuhan eceng gondok yang terlalu cepat ternyata menjadi masalah bagi lingkungan air. Tumbuhan ini hidup diatas permukaaan air sehingga menutupi permukaaan air akan menyebabkan kandungan oksigen berkurang. Pada umumnya eceng gondok tumbuh berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu dengan stolon. Kecepatan pertumbuhan ini dikarenakan tumbuhan ini dapat dapat berkembang dalam kisaran 8-11 hari.

3.4  Pemberdayaan Masyarakat Dalam Memanfatkan Eceng Gondok
            Eceng gondok atau Euchornia crassipes adalah jenis tanaman tropis yang termasuk ke dalam jenis Pontedericeae. Eceng gondok didata termasuk sebagai tanaman dengan produktifitas dan laju pertumbuhan yang paling cepat di antara seluruh tanaman air di dunia. Eipstein menyebutkan bahwa eceng gondok memiliki kemampuan melipatgandakan ukurannya dalam waktu 5 hari dan sebuah mat untuk tanaman berukuran sedang bisa memuat kurang lebih 2 juta tanaman per hektar dengan berat kurang lebih 270-400 ton. Dilaporkan bahwa pada tahun 2007, tanaman ini telah berhasil menutupi 125,000 are dari permukaan kawasan air di daerah Florida dengan kepadatan eceng gondok mencapai 200 ton per are. Sebagai akibatnya, pemerintah mengeluarkan dana berjuta dollar untuk melakukan pembersihan akibat gangguan pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali tersebut.
Tanaman ini biasanya dikenal dengan aktifitas eutrofikasi yang menjadi indikasi dari tercemarnya lahan perairan oleh deterjen dan sejenisnya. pada awalnya pertumbuhannya yang cepat menjadi masalah lanjutan di lahan yang terkena eutrofikasi, misalnya terhalangnya oksigen dan cahaya matahari ke dalam perairan yang menimbulkan kematian berbagai organisme perairan, penurunan kualitas lingkungan perairan tersebut. Masalah ini ditambah dengan belum adanya solusi untuk memanfaatkan eceng gondok tersebut. Selain masalah eutrofikasi, eceng gondok juga sering mengganggu turbin dari pembangkit listrik tenaga air. Bahkan blockade akibat eceng gondok di daerah sungai dan kanal dapat menyebabkan banjir yang membahayakan warga sekitar. Bahaya-bahaya lain yang bisa ditimbulkan oleh tanaman ini misalnya evapotranspirasi di daerah yang kekurangan air, hambatan akses dalam sektor perikanan, pengurangan biodiversitas, serta merupakan tempat bersarang yang sangat baik untuk jentik nyamuk malaria, ensefalitis, dan filariasis.
Kemajuan penelitian di berbagai belahan bumi ini saat ini telah membuktikan bahwa tanaman jenis eceng gondok justru memiliki manfaat yang luar biasa besar, tidak hanya dalam sektor lingkungan, melainkan juga sektor kesehatan, energi, pertanian, peternakan, dan masih banyak lagi sektor lainnya. Kebermanfaatannya yang sangat besar merupakan sebuah potensi yang sangat baik bagi Indonesia.
Untuk mengatasi perlu dikembangkan sumber daya manusia (SDM) guna mengelola lingkungan yang handal. Syarat utama kehandalan itu ialah SDM itu sadar lingkungan yang berpandangan holistis, sadar hukum dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan terutama aliran sungai yang di aliri limbah PETI. Pandangan holistis yaitu pandangan hidup dimana tempat tersebut merpakan tempat hidupnya.
            Pertumbuhan eceng gondok yang cepat dapat dimanfaatkan oleh masyrakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Eceng gondok dapat dimanfaatkan  untuk bebagai keperluan antara lain makanan babi, kerajinan tangan dan biogas. Dengan pemanfaatan ini diharapkan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka serta mengurangi resiko gangguan kesehatan akibat merkuri.









BAB IV
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
            Eceng gondok adalah salah satu tumbuhan yang memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah mengurangi pencemaran air dari zat-zat berbahaya karena mengandung berbagai komponen kimia terkandung pada kandungan unsur hara tempat tumbuh dan sifat daya serap tanaman tersebut. Komponen tersebut dapat menyerap logam-logam berat. Tumbuhan Eceng gondok termasuk tanaman yang tumbuh dengan mudah, tidak perlu syarat-syarat khusus agar eceng gondok dapat hidup dan tumbuh. Selain itu, Eceng gondok merupakan tumbuhan gulma apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengganggu kehidupan bawah air dan menyebabkan eutrofikasi. Apabila tumbuhan ini dimanfaatkan dengan baik akan memberi manfaat yang besar bagi kelangsungan hidup kita.
4.2 Saran
            Tulisan  ini diharapkan dapat menambah wawasan kita dalam manfaatkan gulma yang dapat memberikan manfaat yang besar untuk kelangsungan hidup dan menjaga kesejahteraan makhluk hidup. Penggunaan eceng gondok tidak memerlukan biaya dalam pertumbuhannya.









DAFTAR PUSTAKA

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Purnawam Sandi, dkk. 2013. Distribusi Logam Merkuri Pada Sedimen Laut Di Sekitar Muara Sungai Poboya

3 komentar:

  1. 5 BTC Casino Bonus codes 2021 | Bonus $20 in FREE BONUS
    10 BTC Casino Bonus Codes, dafabet link Free Spins for Canadians 인카지노 2021! Find the Best No Deposit Casinos with 5 BTC Casino Bonuses for 메리트카지노 Canada (December 2021).

    BalasHapus
  2. JAMBERLAND CASINO AND RESORT | JMARETTA RICA, UNITED
    JAMBERLAND CASINO AND RESORT in JAMBERLAND, UNITED STATES, UNITED STATES 제이티엠허브출장안마 at 오산 출장마사지 3287 서귀포 출장마사지 South St., JAMBERLAND, United States - 계룡 출장안마 See map. 구리 출장샵

    BalasHapus
  3. Airjordan 8 Casino Online | Casino - Air Jordan 8
    Enjoy the most popular, best real air jordan 18 retro racer blue and most 윈윈 사이트 luxurious 사설 토토 casino games and games around! Airjordan 8 Casino Online is an ideal air jordan 18 retro men red order venue for all types of players from air jordan 18 retro men blue from my site

    BalasHapus