MITIGASI PENCEMARAN MERKURI (Hg) MELALUI PEMBERDAYAAN ECENG GONDOK (EICCHORNIA CRASSIPES) DI DAERAH
ALIRAN SUNGAI
OLEH:
SYARIFAH
G01112113

FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang cukup beragam,
baik dari masyarakat maupun keadaan lingkungannya yang sangat luas dan kaya
akan sumber daya alam. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan
jumlah penduduk yang diperkirakan 250 juta jiwa. Hal ini dibuktikn dengan
bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Pertambahan ini memberikan
dampak positif maupun negatif bagi lingkungan.
Indonesia mempunyai luas perairan cukup besar di dunia
sehingga banyak masyarakat mencari nafkah sebagai nelayan. Sebagian besar
penghasilan perekonomian negara indonesia didapat dari sumber daya alam. Sumber
daya alam mampu menyediakan kebutuhan akan hidup manusia. Seiring perkembangan
zaman dan perputaran roda bumi, ternyata sumber daya alam yang dimiliki negara
kita semakin berkurang. Berkurangnya pasokan akan sumber daya alam ini diakibatkan
kurangnya kepedulian dalam menanggapi masalah lingkungan.
Daerah kalimantan barat sangat kaya akan ekosistem
daratan dan ekosistem perairan. Secara garis besar penduduk Selakau kecamatan
sambas kalimantan barat bekerja dibidang pertambangan. Pertambangan yang mereka
geluti sebagian besar merupakan penambangan emas. Kegiatan
penambangan emas adalah usaha yang secara hukum dan peraturan perundangan dapat
diklasifikasikan sebagai penambang di daerah aliran sungai dan daratan. Usaha
penambangan emas bagi masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan menciptakan
lapangan pekerjaan. Penambangan ini menggunakan logam berat seperti merkuri yang beguna untuk
mengolah biji emas. Limbah olahan hasil buangan ini mampu merusak ekositem
perairan yang berdampak pada makhluk hidup.
Secara resmi aktivitas pertambangan emas
yang dikelola masyarakat tidak diijinkan oleh pemerintah, baik tingkat propinsi
maupun tingkat kabupaten. Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi
masyarakat di sekitar lokasi PETI adalah penggunaan bahan berbahaya beracun
(B3) yaitu merkuri (Hg). Penggunaan merkuri sebagai bahan untuk mengikat dan
pemisah biji emas dengan pasir, lumpur dan air yang tidak dikelola dengan baik
akan membawa dampak bagi penambang emas maupun masyarakat sekitar lokasi PETI,
dimana merkuri yang sudah dipakai dari hasil pengelolaan biji emas biasanya
dibuang begitu saja di badan sungai dan konsekuensinya badan sungai terebut
menjadi tempat wadah penampungan.
Pembuangan limbah melalui aliran sungai menjadi masalah
bagi kesehatan manusia. Masyarakat sekitar sekarang mulai resah akibat air yang
mereka gunakan tercemar. Hal ini juga dapat menyebabkan berkurangnya
keanekaragaman ekosistem air yang telah dimiliki. Selain kurangnya
keanekaragaman ekosistem peairan, ekosistem daratan seperti pohon juga rusak.
Kerusakan ini dapat dilihat dari kondisi tumbuhan yang tidak mampu bertahan
hidup pada kawasan penambangan. Masalah tersebut merupakan masalah yang sukar
untuk dikendalikan karena sebagian besar penduduk kalimantan barat mencari
nafkah dari penambangan emas dan limbahnya menjadi masalah yang cukup serius.
Dalam menanggapi permasalahan ini,
terdapat berbagai cara yang dapat diterapakn kepada masyarakat guna mengurangi
dampak limbah tersebut. Salah satu cara dari mengurangi dapak limbah terhadap
lingkungan yaitu dengan penanaman tumbuhan. Ide dasar bahwa tumbuhan dapat digunakan untuk
remediasi lingkungan sudah dimulai dari tahun 1970-an (Brown, 1995) dan pada
tahun 1980-an, beberapa penelitian mengenai akumulasi logam berat khususnya
merkuri (Hg) oleh tumbuhan sudah mengarah pada realisasi penggunaan tumbuhan
untuk membersihkan polutan (Salt, 2000).
Terdapat berbagai tumbuhan yang mampu
menetralisir pencemaran air (limbah). Diantara logam berat seperti merkuri (Hg) yang terdapat
dalam limbah dapat dikurangi menggunakan
tanaman aquatic (air) dan semiaquatic seperti Eichornia crassipes (eceng gondok), Hydrocotyle umbellata, Lemna
minor dan Azolla pinnata yang
dapat menyerap logam berat timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd), besi (Fe)
dan merkuri (Hg) dari larutan terkontaminasi telah lama diketahui. Mengingat
banyaknya tumbuhan yang bisa dimanfaatkan, penuis membatasi karya ilmiah ini
hanya dengan menggunakan eceng gondok (Eichhornia crassipes).
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan diatas, masalah yang akaan dibahas mitigasi pencemaran merkuri (Hg) melalui pemberdayaan eceng
gondok (Eicchornia crassipes)
di daerah aliran sungai. Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam
penulisan ini yaitu:
1.
Bagaimana
pengaruh mutu lingkungan terhadap kebutuhan dan kelangsungan masyarakat ?
2.
Bagaimana
pengetahuan warga terhadap limbah merkuri yang dialirkan ke sungai?
3.
Upaya
apa saja yang harus dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat terhadap
pencemaran air sungai?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tulisan
ini dibuat agar masyarakat lebih memahami dan memperhatikan lingkungan mereka
yang dapat memberi dampak kepada masyarakat disekitar daerah tersebut. Penulis
juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam
menanggulangi permasalahan limbah yang sudah meluas pada era globalisasi ini.
1.4 Manfaat
Penulisan
Secara teoritis manfaat penulisan ini
dapat meningkatkan pengetahuan penulis dalam tata penulisan. Adapun manfaat
dari penulisan karya ilmiah ini:
1.
Masyarakat
dapat memahami betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.
2.
Penduduk
setempat dapat memperluas wawasan mengenai pentingnya tumbuhan air dan
lingkungan.
3.
Mengetahui
peranan eceng godok dalam mengurangi logam berat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Limbah
Limbah
merupakan permasalahan yang paling mendasar dari waktu kewaktu dan tak akan
pernah habis diceritakan. Dilihat dari lingkungan yang ada limbah dapat
diartikan sebagai hasil pembuangan dari sisa olahan yang tidak
termanfaatkan biasanya berupa buangan
air. Limbah juga dapat di sebut sebagai sampah. Hanya saja sampah bisa
diartikan sebagai sisa-sisa dari proses pembuanagan organik maupun anorganik. Sampah
oganik adalah sampah yang dapat diolah secara alami dan proses terurainya cepat
seperti kertas, sisa makanan, sayur mayur dan yang dihasilkan dari sisa-sisa
makhluk hidup. sampah anorganik merupakan
sampah yang proses penguraiannya terjadi dalam waktu yang sangat lama
bahkan hampir tidak dapat dimusnahkan.
Penanggulangan
pencemaran oleh limbah akan terus bertambah dengan naiknya jumlah penduduk,
pada lain pihak kemampuan untuk penjernihan air akibat pertambangan emas
terbatas.
2.2
Tumbuhan Eceng gondok
Eceng gondok
hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar
0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval.
Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk
bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.
Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau dan beakar
serabut.
Melihat habitat dan morfologi dari eceng gondok
terdapat beberapa dampak negative yang diakibatkan oleh gulma tersebut. Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:
1.
Meningkatnya evapotranspirasi
(penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya
yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
- Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
- Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
- Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
- Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
- Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Berikut
ini klasifikasi tumbuhan eceng gondok:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhomia
Species : E.
crassipes
Tumbuhan
eceng gondok (Eicchornia crassipes) merupakan salah satu
jenis tanaman air yang pertumbuhannya sangat cepat dan sangat mudah tumbuh di
perairan. Namun selain sebagai tanaman pengganggu perairan, tanaman eceng
gondok dapat dimanfaatkan manusia untuk mengatasi pencemaran, baik pencemaran
yang disebabkan oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Penelitian menunjukan bahwa tanaman eceng gondok
dapat menyerap dan mengakumulasi zat-zat polutan dalam perairan ke dalam
struktur tubuh tumbuhan air tersebut. Eceng gondok dapat menyerap 50% N-organik
dalam waktu 3,6 hari pada kolam pembersih limbah yang berasal dari daerah
pertanian yang kotor, dan dapat juga menyerap timbunan logam yang berbahaya bagi
kesehatan manusia seperti Cr, Cu, Cn, Hg dan Cd (Herawati, 1996).
2.3 Logam Berat
Merkuri (Hg)
Merkuri (Hg) yang terdapat dalam
limbah (waste) di perairan umum diubah oleh aktivitas mikroorganisme menjadi
komponen metil-merkuri (Me-Hg) yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang
kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut
mengakibatkan merkuri terakumulasi baik melalui proses bioakumulasi maupun
biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan (food chain) dalam tubuh jaringan
tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang
berbahaya baik bagi kehidupan hewan air
maupun kesehatan manusia yang mengkonsumsihasil tangkapan hewan-hewan air
tersebut (Harizal, 2006).
Salah satu sumber pencemaran merkuri
yang terjadi berasal dari penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat
dengan pengolahan emas melalui amalgamasi. Dalam proses tersebut merkuri dapat
terlepas ke lingkungan pada tahap pencucian. Pada proses pencucian, limbah yang
umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung ke badan air. Hal ini
disebabkan merkuri tersebut tercampur/terpecah menjadi butiran-butiran halus
yang sifatnya sukar dipisahkan pada proses penggilingan yang dilakukan
bersamaan dengan proses pencucian merkuri dalam ampas terbawa masuk ke sungai. Disamping
itu pencemaran merkuri juga dapat berasal dari pembuangan limbah padat
(tailing) tanpa ada pengolahan terlebih dahulu (Denny, 2005).
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Kebutuhan Kelangsungan Hidup Dalam
Lingkungan Hidup
Manusia
hidup dibumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain yaitu tumbuahan,
hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan
hidup
yang hidup bersama
secara netral atau pasif terhadap manusia itu terkait erat dengan mereka.
Hubungan
antara manusia dan lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Kegiatannya apakah
sekedar bernafas ataupun membensung sungai, sedikit atau banyak akan merubah
kondisi lingkungannya. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya
seperti udara untuk bernafas, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan
lain.
Untuk
mendapatkan mutu lingkungan yang baik usaha kita ialah memperbesar manfaat
lingkungan atau memperkecil resiko
lingkungan. Usaha ini bukanlah usaha yang mudah. Manusia menganngap dirinya
bagian linkungan hidupnya, ia merasa keselamatannya bergantung pada kebutuhan
dari lingkungannya. Manakala lingkungannya itu mengalami kerusakan, ia akan
ikut menderita.
Lingkungan
tempat kita hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa
komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah udara yang kita hisap
setiap saat dan air yang kita minum setiap hari. Udara dan air bersih sangat
diperlukan kesehatan sehingga dapat menunjan aktivitas kita. Tetapi sebliknya
bila kedua unsur tersebut telah tercemar maka akan terjadi perubahan kualitas
hidup kita.
3.2
Pengaruh Penambangan Terhadap Kualitas
Air
Air yang kita gunakan setiap hari
tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang yang diakibatkan oleh ulah kita
sendiri. Masyarakat yang melakukan penambangan merupakan massyatrakat setempat.
Dalam hubungan dengan kualitas lingkungan, masyarakat menggunakan logam barat
seperti air raksa atau mercuri (Hg) untuk menyatukan biji-biji emas. Sementara
limbah yang mereka buang secara langsung dialirkan melalui sungai. Sungai
merupakan salah satu sumber air yang sangat penting keberadaannya. Dengan
mengalirnya merkuri diperairan sungai sudah dapat dipastikan bahwa ekosistem
dan kesehatan masyarakat akan terganggu.
3.3 Penanggulangan Logam
Berat Menggunakan Tumbuhan air
Sebenarnya
di Indonesia telah diketahui cara penjernih air yang sederhana dan murah yaitu
eceng gondok. Menurut laporan dari luar negeri eceng gondok dapat memperbaiki
mutu kimia air dan mengurangi jumlah bakteri. Tumbuhan ini dianggap sebagai
gulma yang
dapat merusak lingkungan perairan.
Eceng
gondok dengan mudah menyebar
melalui
saluran air ke badan air lainnya.
Pertumbuhan
massal eceng gondok akan
terjadi
bila perairan mengalami penyuburan
oleh pencemaran. Keadaan
ini
akan terjadi bila kemampuan asimilasi
zat
yang masuk ke perairan mengalami
penurunan.
Merkuri (Hg) adalah polutan yang berada
diantara siklus udara, air dan tanah sebagai hasil dari proses alam dan akibat
dari aktivitas manusia (Pacyna et al., 2001). Selain itu adanya
interaksi yang kuat antara merkuri dan komponen tanah dan kelarutannya yang
rendah, menyebabkan merkuri sulit di serap oleh tanaman. Salah satu cara
menjadikan logam merkuri lebih mudah diserap oleh tanaman adalah dengan pemberian
eceng gondok tehadap sungai.
Pemanfaatan eceng gondok untuk produk tertentu
merupakan cara yang lebih
bijak jika dibandingkan dengan cara-cara lain sebab risiko yang ditimbulkan lebih
kecil. Pemanfaatan eceng gondok untuk memperbaiki kualitas air yang tercemar
telah biasa dilakukan, khususnya terhadap limbah domestik dan industri sebab
eceng gondok memiliki kemampuan menyerap zat pencemar yang tinggi daripada
jenis tumbuhan lainnya. Kecepatan penyerapan zat pencemar dari dalam air limbah
oleh eceng gondok dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya komposisi dan
kadar zat yang terkandung dalam air limbah, kerapatan eceng gondok, dan waktu
tinggal eceng gondok dalam air limbah.
Pertumbuhan eceng gondok yang terlalu
cepat ternyata menjadi masalah bagi lingkungan air. Tumbuhan ini hidup diatas
permukaaan air sehingga menutupi permukaaan air akan menyebabkan kandungan
oksigen berkurang. Pada umumnya eceng gondok tumbuh berkembangbiak dengan cara
vegetatif yaitu dengan stolon. Kecepatan pertumbuhan ini dikarenakan tumbuhan
ini dapat dapat berkembang dalam kisaran 8-11 hari.
3.4
Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Memanfatkan Eceng Gondok
Eceng gondok atau Euchornia
crassipes adalah jenis tanaman tropis yang termasuk ke dalam jenis
Pontedericeae. Eceng gondok didata termasuk sebagai tanaman dengan
produktifitas dan laju pertumbuhan yang paling cepat di antara seluruh tanaman
air di dunia. Eipstein menyebutkan bahwa eceng gondok memiliki kemampuan
melipatgandakan ukurannya dalam waktu 5 hari dan sebuah mat untuk tanaman
berukuran sedang bisa memuat kurang lebih 2 juta tanaman per hektar dengan
berat kurang lebih 270-400 ton. Dilaporkan bahwa pada tahun 2007, tanaman ini
telah berhasil menutupi 125,000 are dari permukaan kawasan air di daerah
Florida dengan kepadatan eceng gondok mencapai 200 ton per are. Sebagai
akibatnya, pemerintah mengeluarkan dana berjuta dollar untuk melakukan
pembersihan akibat gangguan pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali
tersebut.
Tanaman ini biasanya dikenal dengan
aktifitas eutrofikasi yang menjadi indikasi dari tercemarnya lahan perairan
oleh deterjen dan sejenisnya. pada awalnya pertumbuhannya yang cepat menjadi
masalah lanjutan di lahan yang terkena eutrofikasi, misalnya terhalangnya
oksigen dan cahaya matahari ke dalam perairan yang menimbulkan kematian
berbagai organisme perairan, penurunan kualitas lingkungan perairan tersebut.
Masalah ini ditambah dengan belum adanya solusi untuk memanfaatkan eceng gondok
tersebut. Selain masalah eutrofikasi, eceng gondok juga sering mengganggu
turbin dari pembangkit listrik tenaga air. Bahkan blockade akibat eceng gondok
di daerah sungai dan kanal dapat menyebabkan banjir yang membahayakan warga
sekitar. Bahaya-bahaya lain yang bisa ditimbulkan oleh tanaman ini misalnya
evapotranspirasi di daerah yang kekurangan air, hambatan akses dalam sektor
perikanan, pengurangan biodiversitas, serta merupakan tempat bersarang yang
sangat baik untuk jentik nyamuk malaria, ensefalitis, dan filariasis.
Kemajuan penelitian di berbagai
belahan bumi ini saat ini telah membuktikan bahwa tanaman jenis eceng gondok
justru memiliki manfaat yang luar biasa besar, tidak hanya dalam sektor
lingkungan, melainkan juga sektor kesehatan, energi, pertanian, peternakan, dan
masih banyak lagi sektor lainnya. Kebermanfaatannya yang sangat besar merupakan
sebuah potensi yang sangat baik bagi Indonesia.
Untuk mengatasi
perlu dikembangkan sumber daya manusia (SDM) guna mengelola lingkungan yang
handal. Syarat utama kehandalan itu ialah SDM itu sadar lingkungan yang
berpandangan holistis, sadar hukum dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan
terutama aliran sungai yang di aliri limbah PETI. Pandangan holistis yaitu
pandangan hidup dimana tempat tersebut merpakan tempat hidupnya.
Pertumbuhan
eceng gondok yang cepat dapat dimanfaatkan oleh masyrakat untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk bebagai keperluan antara lain makanan
babi, kerajinan tangan dan biogas. Dengan
pemanfaatan ini diharapkan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonomi
mereka
serta mengurangi resiko gangguan kesehatan akibat merkuri.
BAB
IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Eceng gondok
adalah salah satu tumbuhan yang memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah
mengurangi pencemaran air dari zat-zat berbahaya karena
mengandung berbagai komponen kimia terkandung pada kandungan unsur hara tempat
tumbuh dan sifat daya serap tanaman tersebut. Komponen tersebut dapat menyerap
logam-logam berat. Tumbuhan Eceng gondok
termasuk tanaman yang tumbuh dengan mudah, tidak perlu syarat-syarat khusus
agar eceng gondok dapat hidup dan tumbuh. Selain
itu, Eceng gondok merupakan tumbuhan gulma apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengganggu
kehidupan bawah air dan menyebabkan eutrofikasi. Apabila tumbuhan ini
dimanfaatkan dengan baik akan memberi manfaat yang besar bagi kelangsungan
hidup kita.
4.2
Saran
Tulisan ini diharapkan
dapat menambah
wawasan kita dalam manfaatkan gulma yang dapat memberikan manfaat yang besar untuk
kelangsungan hidup dan menjaga kesejahteraan makhluk hidup. Penggunaan eceng
gondok tidak memerlukan biaya dalam pertumbuhannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta: Djambatan.
Darmono. 2001. Lingkungan
Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press).
https://iinparlina.wordpress.com/ragam-teknologi/pusat-teknologi-lingkungan-bppt/eceng-gondok-konversi-mantap-dari-limbah-menjadi-pengolah-limbah/ di akses pada tanggal 08 Juni 2015
Purnawam
Sandi, dkk. 2013. Distribusi Logam Merkuri
Pada Sedimen Laut Di Sekitar Muara Sungai Poboya
5 BTC Casino Bonus codes 2021 | Bonus $20 in FREE BONUS
BalasHapus10 BTC Casino Bonus Codes, dafabet link Free Spins for Canadians 인카지노 2021! Find the Best No Deposit Casinos with 5 BTC Casino Bonuses for 메리트카지노 Canada (December 2021).
JAMBERLAND CASINO AND RESORT | JMARETTA RICA, UNITED
BalasHapusJAMBERLAND CASINO AND RESORT in JAMBERLAND, UNITED STATES, UNITED STATES 제이티엠허브출장안마 at 오산 출장마사지 3287 서귀포 출장마사지 South St., JAMBERLAND, United States - 계룡 출장안마 See map. 구리 출장샵
Airjordan 8 Casino Online | Casino - Air Jordan 8
BalasHapusEnjoy the most popular, best real air jordan 18 retro racer blue and most 윈윈 사이트 luxurious 사설 토토 casino games and games around! Airjordan 8 Casino Online is an ideal air jordan 18 retro men red order venue for all types of players from air jordan 18 retro men blue from my site